hal yang harus diingat dalam hidup


1. Jika sudah terjadi masalah, tdk harus dihindari (bingung), tapi HARUS DIHADAPI dengan tenang (dipikirkan jalan keluarnya) dan pasti selesai/ ada jalan keluarnya.

2. Menghadapi semua hal, tdk boleh berpikir negatif, seperti: "saya pasti tdk mampu", "saya tdk bisa", dan seterusnya. Tapi selalu berpikir positif, seperti: "saya bisa, pasti ada jalan keluarnya" dan lain lain.
3. Sudah dan senang semuanya tergantung pikiran saja!! ( Pikiran adalah pelopor!!). Jadi jaga pikiran kita baik - baik. Jangan pikir yang jelek/negatif. Selalu berpikir yang positif (baik).

4. Segala kesulitan/kesusahan akan berakhir. sebesar apapun masalahnya akan selesai juga dengan berjalannya waktu. Seperti pepatah mengatakan : TIDAK ADA PESTA YANG TIDAK BERAKHIR.

5. Orang yg sukses 85% ditentukan dari sikap/prilaku, 15% baru ditentukan ketrampilan. Jadi sikap kita dalam hidup ini sangat penting.

6. Segala sesuatu berubah (anicca). Kita tdk perlu susah. Misalnya : sekarang susahnya, selanjutnya pasti berubah menjadi senang. sekarang ada orang yang tdk senang pada kita, suatu saat nanti akan baik juga.

7. Hukum karma, berarti berbuat baik akan mendapat hasil baik dan sebaliknya, seperti tanam padi, pasti panen padi. Ingat!! Usahakan setiap saat selalu berbuat (tanam) kebaikan agar mendapatkan (panen) kebaikan. Jgn melakukan kejahatan. Dan jgn berharap mendapat balasan dari perbuatan baik kita!!!

8. Kesehatan asalah paling nomor satu (berhaga). Jaga kesehatan kita dengan olahraga, istirahat yang cukup dan jangan makan sembarangan.

9. Hidup ini penuh dengan masalah/persoalan/penderitaan. Jadi kita sdh tahu TIDAK MUNGKIN SELALU LANCAR/TENANG. Siapkan mental, tabah, sabar dan tenaga untuk menghadapinya. itulah kenyataan hidup yang harus dihadapi oleh setiap manusia.

10. Masa depan seseorang sangat tergantung pada sikap dan buku buku yang dibaca. Jadi membaca sangat penting dan menentukan masa depan seseorang.

11. Jangan membicarakan kejelekan orang lain, karena kita akan dinilai jelek
oleh orang yg mendengarkannya.

12. Pergaulan sangat penting dan merupakan salah satu kunci sukses. Boleh bergaul dengan orang jahat maupun baik asal kita HARUS TAHU DIRI/JANGAN TERPENGARUH LINGKUNGAN. Lebih baik lagi apabila kita bisa menuntun yang jahat ke jalan yang benar.

13. Budi orang tua, tidak dapat dibayar dengan apapun juga. begitu juga dengan
budi orang2 yang telah membantu kita.

14. Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Jadi jangan minder dengan kekurangan kita. dan jangan iri dengan kelebihan orang. HARGAILAH DIRIMU APA ADANYA!!!\

15. JANGAN MEMPERTENTANGKAN (MEMPERDEBATKAN) hal hal kecil yang tdk berguna
dengan siapapun juga.

16. Kunci sukses dlm hidup ini, selalu bersemangat, berusaha, disiplin, sabar, bekerja keras, rajin berdoa/sembahyang, banyak berbuat baik serta tdk blh berputus asa.

17. Jangan Menilai orang dari Harta(kekayaan), penampilan ataupun kondisi
fisik. Semua orang itu SAMA!!!
 

Kisah Wortel, Telur, dan Kopi


Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.

Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.

Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya,


“Apa yang kau lihat, nak?

”"Wortel, telur, dan kopi” jawab si anak.

Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. I

ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak.


Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.

Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya,

“Apa arti semua ini, Ayah?”

Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.

Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.


“Kamu termasuk yang mana?,”

tanya ayahnya. “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya?

Apakah kamu wortel, telur atau kopi?”

Bagaimana dengan kamu?


Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.”


“Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut?

Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?.”


“Ataukah kamu adalah bubuk kopi?

Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.”

“Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.”


“Ada raksasa dalam setiap orang dan tidak ada sesuatupun yang mampu menahan raksasa itu kecuali raksasa itu menahan dirinya sendiri”

 

Sebuah Titik Hitam diatas Sehelai Kertas Putih


” Ustadz, Terus terang , saya merasa kehidupan dunia ini hampa, tidak ada yang istimewa dan layak disyukuri. ” Seorang lelaki curhat pada Seorang Ustadz

“.. Sampai-sampai , saat tidurlah menjadi suatu momen kebahagiaan terindah.”

” Saya tidak puas atas apa yang saya miliki, istri, pekerjaan, kehidupan, kemampuan serta fisik yang saya miliki sepertinya tidak sesuai harapan. Saya selalu merasa menjadi orang yang kekurangan di dunia ini. “

“Lalu ? ” Ustadz dengan peci haji dikepalanya hanya tersenyum dan mendengarkan keluhan lelaki ini

” Semakin kuat saya berusaha untuk merubah keadaan, yang saya terima adalah semakin banyak kekecewaan. ” Katanya menunduk

“Ya…aku mengerti apa yang kau alami, itu manusiawi.. ” Kata Ustadz tersenyum. ” sekarang aku akan ambil satu kertas putih kosong dan aku tunjukkan padamu … nah, apa yang kamu lihat ? “

“Aku tidak melihat apa-apa… semuanya putih,” jawab lelaki itu.

Sambil mengambil spidol hitam dan membuat satu titik ditengah kertasnya Lelaki berpeci putih itu berkata, “Nah.. sekarang aku telah beri sebuah titik hitam diatas kertas itu, sekarang gambar apa yang kamu lihat?”.

“Saya melihat satu titik hitam, tadz “

“Pastikan lagi !”, timpal Ustadz.

“titik hitam ! “, Jawabnya yakin.

“Sekarang aku tahu penyebab masalahmu. Kenapa engkau hanya melihat satu titik hitam saja dari kertas tadi? cobalah rubah sudut pandangmu,

Menurutku yang kulihat bukan titik hitam tapi tetap sebuah kertas putih meski ada satu noda didalamnya, aku melihat lebih banyak warna putih dari kertas tersebut sedangkan kenapa engkau hanya melihat hitamnya saja dan itu pun hanya setitik ?”. Jawab lelaki berpeci putih.

“Sekarang mengertikah kamu ? Dalam hidup, bahagia atau tidaknya hidupmu tergantung dari sudut pandangmu memandang hidup itu sendiri, jika engkau selalu melihat titik hitam tadi yang bisa diartikan kekecewaan, kekurangan dan keburukan dalam hidup maka hal-hal itulah yang akan selalu hinggap dan menemani dalam hidupmu ..

“Cobalah fahami, bukankah disekelilingmu penuh dengan warna putih, yang artinya begitu banyak anugerah yang telah diberikan oleh Alloh kepada kamu, kamu masih bisa melihat, mendengar, membaca, berjalan, fisik yang utuh dan sehat, anak yang lucu-lucu dan begitu banyak kebaikan dari istrimu daripada kekurangannya, berapa banyak suami-suami yang kehilangan istrinya ?

Juga begitu banyak kebaikan dari pekerjaanmu di lain sisi banyak orang yang antri dan menderita karena mencari pekerjaan. Begitu banyak orang yang lebih miskin bahkan lebih kekurangan daripada kamu, kamu masih memiliki rumah untuk berteduh, aset sebagai simpananmu di hari tua, tabungan , asuransi dan teman-teman yang baik yang selalu mendukungmu. Kenapa engkau selalu melihat sebuah titik hitam saja dalam hidupmu ?”

betapa mudahnya melihat keburukan orang lain, padahal begitu banyak hal baik yang telah diberikan orang lain kepada kita…

betapa mudahnya melihat kesalahan dan kekurangan orang lain, sedangkan kamu lupa kelemahan dan kekurangan diri kita..

betapa mudahnya menyalahkan dan mengingkari- Nya atas kesusahan hidupmu, padahal begitu besar anugerah dan karunia yang telah diberikan oleh-Nya dalam hidup kita…

betapa mudahnya menyesali hidup kamu padahal banyak kebahagiaan telah diciptakan untuk kamu dan menanti kamu..

“Mengapa kamu hanya melihat satu titik hitam pada kertas ini? PADAHAL SEBAGIAN KERTAS INI BERWARNA PUTIH ?, sekarang mengetikah engkau?”, ucap ustadz

“Ya saya mengerti. Betul, ini tetap kertas putih.. hanya saja ada titik kecil hitam ditengahnya”, Ucap lelaki cerah

 

Maafkan Aku


Dahulu kala, ada sebuah pohon apel besar. Seorang anak kecil suka datang dan bermain-main setiap hari. Dia senang naik ke atas pohon, makan apel, tidur sejenak di bawah bayang-bayang pohon apel … Ia mencintai pohon apel iu dan pohon itu senang bermain dengan dia. Waktu berlalu …….

Anak kecil itu sudah dewasa dan dia berhari-hari tidak lagi bermain di sekitar pohon. Suatu hari anak itu datang kembali ke pohon dan ia tampak sedih. “Ayo bermain dengan saya,” pinta pohon apel itu. Aku bukan lagi seorang anak, saya tidak ‘bermain di sekitar pohon lagi. “Anak itu menjawab,” Aku ingin mainan. Aku butuh uang untuk membelinya. “” Maaf, tapi saya tidak punya uang ….. tapi Anda bisa mengambil buah apel saya dan menjualnya. Maka Anda akan punya uang. “Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua apel di pohon dan pergi dengan gembira. Anak itu tidak pernah kembali setelah ia mengambil buah apel. Pohon itu sedih.

Suatu hari anak itu kembali dan pohon itu sangat senang. “Ayo bermain-main dengan saya” kata pohon apel. Saya tidak punya waktu untuk bermain. Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Dapatkah Anda membantu saya? “Maaf tapi aku tidak punya rumah. Tetapi Anda dapat memotong cabang-cabang saya untuk membangun rumahmu.” Lalu, anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting dari pohon dan pergi dengan gembira. Pohon itu senang melihatnya bahagia, tapi anak itu tidak pernah kembali sejak saat itu.

Pohon itu kesepian dan sedih. Suatu hari di musim panas, anak itu kembali dan pohon itu begitu gembira. “Ayo bermain-main dengan saya!” kata pohon. “Saya sangat sedih dan mulai tua. Saya ingin pergi berlayar untuk bersantai dengan diriku sendiri. Dapatkah kau memberiku perahu?” … “Gunakan batang pohonku untuk membangun perahu. Anda dapat berlayar jauh dan menjadi bahagia.” Lalu anak itu memotong batang pohon untuk membuat perahu. Dia pergi berlayar dan tak pernah muncul untuk waktu yang sangat panjang.

Akhirnya, anak itu kembali setelah ia pergi selama bertahun-tahun. “Maaf, anakku, tapi aku tidak punya apa-apa untuk Anda lagi. Tidak ada lagi apel untuk ananda. …” kata pohon “…..
” Saya tidak punya gigi untuk menggigit “jawab anak itu.”
” Tidak ada lagi batang bagi Anda untuk memanjat” .
“Saya terlalu tua untuk itu sekarang” kata anak itu.”
“Saya benar-benar tak bisa memberikan apa-apa ….. satu-satunya yang tersisa adalah akar sekarat” kata pohon apel dengan air mata.
“Aku tidak membutuhkan banyak sekarang, hanya sebuah tempat untuk beristirahat. Saya lelah setelah sekian tahun.” Anak itu menjawab.
“Bagus! Akar Pohon Tua adalah tempat terbaik untuk bersandar dan beristirahat di situ.” “Ayo, ayo duduk bersama saya dan istirahat”
Anak itu duduk dan pohon itu sangat gembira dan tersenyum dengan air mata.

……………………..



renungan. .

ni adalah cerita untuk semua orang. Pohon adalah orang tua kita. Ketika kita masih muda, kita senang bermain dengan Ibu dan Ayah … Ketika kita tumbuh dewasa, kita meninggalkan mereka … hanya datang kepada mereka ketika kita memerlukan sesuatu atau ketika kita berada dalam kesulitan. Tidak peduli apa pun, orang tua akan selalu berada di sana dan memberikan segala sesuatu yang mereka bisa untuk membuat Anda bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak laki-laki itu kejam kepada pohon tapi itu adalah bagaimana kita semua memperlakukan orang tua kita.



 

ibu, Maafkan Aku…!!!


Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya.

Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun.

Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tdk membawa uang.

Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan.

Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tdk mempunyai uang.

Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?”

” Ya, tetapi, aku tdk membawa uang” jawab Ana dengan malu-malu

“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi.

Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.

“Adaapa nona?” Tanya si pemilik kedai.

“tidak apa-apa” aku hanya terharu jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.

“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi !, tetapi,…

ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah”

“Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai

Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata

“Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi utukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”

Ana, terhenyak mendengar hal tsb.

“Mengapa aku tdk berpikir ttg hal tsb? Utk semangkuk bakmi dr org yg baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.

Ana, segera menghabiskan bakminya, lalu ia mnguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya.

Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yg hrs diucapkan kpd ibunya.

Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas.

Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Ana kau sudah pulang, cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tdk memakannya sekarang”

Pada saat itu Ana tdk dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kpd org lain disekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita.

Tetapi kpd org yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.

 

mencoba menulis sesuatu tentang diriku!!!


mmm...
kalo ngomongin masalah emosi seh, ga bakal habis" (KAYA NGEMUT BATU). hahha bercanda ding. .

kenapa ga habis, karna emosi luas benget pengertianya.

Kalau emosi sudah tertahan, maka ia akan meledak seketika dan bisa menular. hiiiiiii kaya penyakit. .


Tapi nyatanya emosi yang tersalurkan, juga menimbulkan emosi-emosi selanjutnya.
Ternyata menahan emosi bukan hal yang mudah. Kalau tidak dari kata-kata, bisa juga terlihat dari mimik muka.
Berkali-kali gw berusaha untuk menjauhkan diri dengan yang namanya emosi, tetapi selalu gagal.
Kalaupun gw berhasil menyembunyikan dari orang yang bersangkutan, orang di sekitar yang kena imbasnya.

Emosi.Marah.Dendam.
Kata seseorang itu sampah dalam hati. Dan dulu gw sudah bertekad untuk ngga menyimpan sampah dalam hati. Tapi ternyata sampah itu masih ada, walaupun gw sering menganggap sampah itu ngga ada.
Mana yang lebih baik, menyembunyikannya dan ternyata dia menggerogoti hati?
Atau mengeluarkannya, dan menyakiti hati yang lain?

Apa salah kalau gw mengungkapkan apa yang sedang gw rasakan secara gamblang dengan kata-kata dan mimik muka.
Apa salah menjadi orang yang tidak berusaha menutupi emosinya?
Atau gw harus memilih menjadi orang munafik dengan menyembunyikan emosi tetapi mengumpat dalam hati?
Atau gw memang salah, karena seharusnya emosi itu ngga gw turuti?

Kalau gw boleh memilih,
Gw juga mau menjadi katakter yang lemah lembut
Ngga punya dendam dan selalu memaafkan
Kalau gw boleh memilih,
Gw juga ingin jadi pribadi yang menyenangkan dan selalu membawa damai
Gw selalu berdoa untuk menjadi pribadi yang seperti itu
Gw selalu berharap untuk bisa seperti itu

Tapi gw juga manusia biasa
Yang ngga mungkin dalam semalam bisa berubah 180 derajat
Gw memang tidak terlahir seperti itu
Tapi gw tetep berusaha menjadi seperti itu

Tapi itu ngga mudah
Ngga semudah yang kalian bayangkan
Ngga semudah itu, sampai gw dikutuki dengan kondisi yg gw alami sekarang
Ngga semudah, sampai-sampai gw menganggap gw mungkin seterusnya akan seperti ini
dan gw ngga diterima dengan gw yang seperti ini

Maaf kalau gw belum bisa menjadi pribadi yang sempurna,
atau yang terlihat lebih sempurna dari yang lain
Tapi gw bukan orang yang menutup diri untuk perubahan
Dan gw sedang berusaha untuk itu
Tapi ngga selamanya gw harus mikirin perasaan orang lain
tapi menghancurkan perasaan gw sendiri
 

ketawa sejenak yuk


Pesan :
'PAPA lagi di kantor polisi ada masalah , tolong belikan dulu pulsa 50rb ke nomor xxxxxx ,jangan telp PAPA dulu ….. nanti PAPA ganti..

aku :
Ya ampun papa kenapa? Kok bs?

Penipu :
Ada masalah besar, belikan pulsa 50rb nanti papa ganti

aku :
Masalah apa? Jgn nakutin pah, adek gak ada duit, adek ambil uang di toko 300rb ya, 50 bwt pulsa 250rb bwt adek ya mw beli kerudung. Jd dilaci sisa 16,2jt

Penipu :
Ya, ambil 500rb buat pulsa papa, papa tunggu segera.

aku :
Tp mama lg ketempat bude, tgg mama aja ya, adek takut.

Penipu :
Mama sudah dikantor polisi sama papa, adek jgn takut, transfer aja uang nya 5jt ke rek ini xxx.xxx.xxxx (welaahh naekk lg 5jt, penipu kemaruk)

aku:
O iya lupa … Bukannya papa polisi? tiap hari kan juga dikantor polisi (maaf pah adek suka amnesia)
 

Cinta, Kesedihan, Kecantikan, Kekayaan, Kegembiraan


Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah para kurcaci yang mengemban tugas sesuai dengan namanya masing-masing. Ada Kurcaci Cinta, Kurcaci Kesedihan, Kurcaci Kekayaan, Kurcaci Kegembiraan, Kurcaci Kecantikan, dan lain-lain.

Suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu. Air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau berusaha untuk cepat-cepat menyelamatkan diri.

Kurcaci Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak memiliki perahu. Ia berdiri di atas batu karang di tepi pantai, mencoba mencari pertolongan. Sementara itu, air makin naik dan membasahi kaki Cinta.

Tak lama kemudian, Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu. “Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!” teriak Cinta. “Aduh! Maaf, Cinta!” kata Kekayaan, “Perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula, tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini.”

Kekayaan lalu cepat-cepat mengayuh perahunya pergi.

Cinta sedih sekali. Kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya. “Kegembiraan! Tolong aku!” teriak Cinta. Namun, Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tidak mendengar teriakan Cinta.

Air semakin tinggi, membasahi Cinta sampai ke pinggang dan Cinta semakin panik.

Tak lama kemudian, lewatlah Kecantikan. “Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!” teriak Cinta. “Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini,” sahut Kecantikan.

Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak.

Saat itu, lewatlah Kesedihan. “Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu,” pinta Cinta. “Maaf, Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja…” jawab Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya.

Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya.

Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, “Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!”

Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya. Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi.

Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu.

“Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu,” jawab orang itu.

“Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku,” tanya Cinta keheranan.

“Sebab,” kata orang itu, “Hanya Waktulah yang tahu berapa nilai Cinta sesungguhnya …”

Renungan

Waktu akan menguji cinta. Kesungguhan cinta sejati seseorang akan terlihat seiring waktu yang berlalu. Apakah semakin bertumbuh atau justru semakin pudar?

Kekayaan, kegembiraan, kesedihan, apalagi kecantikan suatu saat dapat menghilangkan perasaan cinta, tetapi tidak demikian dengan waktu.

Banyak orang yang mencintai hanya karena kekayaan atau kecantikan. Tapi seiring dengan waktu, saat kekayaan atau kecantikan itu hilang, cinta pun surut. Begitu juga dengan kegembiraan maupun kesedihan. Cinta bisa mendatangkan kegembiraan sekaligus kesedihan. Tetapi, semuanya juga teruji oleh waktu. Seberapa lama cinta bisa membawa kegembiraan? Atau sebaliknya, berapa lama cinta bisa menyembuhkan kesedihan?

Hanya waktu yang dapat mengukur keabadian cinta. Dan, dengan waktu pulalah kita bisa menghargai cinta.

 

Cinta dan Kawan


Satu hari CINTA & KAWAN berjalan dalam kampung...
Tiba-tiba CINTA terjatuh dalam telaga...
Kenapa??
Kerena CINTA itu buta...
Lalu KAWAN pun ikut terjun dalam telaga...
Kenapa??
Kerena... KAWAN akan buat apa saja demi CINTA!!
Di dalam telaga CINTA hilang...
Kenapa??
Kerena... CINTA itu halus, mudah hilang kalau tak dijaga, sukar dicari apa lagi dalam telaga yang gelap...
Sedangkan KAWAN masih lagi tercari-cari dimana CINTA & terus menunggu..
Kenapa??
Kerana... KAWAN itu sejati & akan kekal sebagai KAWAN yang setia...
kan ??
so, hargai lah KAWAN kita selagi kita terasa dia BERARTI....
 

Kisah Cinta Sejati Langit dan Laut


Dahulukala, langit dan laut saling jatuh cinta. Mereka saling
menyukai di antara satu sama lain. Oleh sebab sangat sukanya laut
terhadap langit, warna laut sama dengan warna langit. Oleh sebab
sangat sukanya langit terhadap laut, warna langit sama denga warna
laut.
Setiap senja datang, si laut dengan lembut sekali membisikkan kata-
kata “Aku Cinta Padamu” ke telinga langit. Setiap kali langit
mendengar bisikan penuh cinta laut terhadapnya, langit tidak
menjawab apa-apa, hanya tersipu-sipu malu dengan wajah kemerah-
merahan.
Suatu hari, datanglah awan. Melihat kecantikan si langit, awan terus
jatuh hati terhadap langit, bak cinta pandang pertama. Tetapi tentu
saja langit hanya setia mencintai laut. Setiap hari, langit hanya
mau melihat laut saja. Awan merasa sedih tetapi ia tidak berputus
asa mencari cara dan akhirnya mendapatkan ide. Awan mengembangkan
dirinya seluas dan sebesar mungkin serta menyusup ke tengah-tengah
di antara langit dan laut. Ia berusaha menghalangi pandangan langit
dan laut terhadap satu sama lain.
Laut pun marah karena tidak dapat melihat langit. Laut
mengeluarkan gelombangnya bagi mengusir awan yang mengganggu
pandangannya. Tetapi tentu sekali usahanya tidak berhasil. Lalu
datanglah angin yang sejak dulu mengetahui hubungan cinta langit dan
laut. Angin berusaha membantu langit dan laut menyingkirkan
awan yang mengganggu hubungan asmara mereka yang sekian lama terjalin.



Dengan tiupan keras dan kuat, angin meniup awan. Lantas terpecah-
pecahlah awan menjadi berselerak ke banyak bagian, sehingga ia
tidak berupaya lagi melihat langit dengan jelas dan tidak mampu lagi
untuk mengungkapkan perasaannya terhadap langit. Karena rasa
tersiksa menanggung perasaan cinta yang menggunung tinggi terhadap
langit, awan menangis sedih.
Hingga sekarang, kasih antara langit dan laut tidak dapat
dipisahkan. Kita juga dapat melihat di mana mereka menjalin kasih.
Setiap kali memandang ke ujung laut, di mana ada garis horizontal
yang menemukan langit dan laut, di situlah mereka sedang berpacaran.