Suatu ketika seorang yang besar dan berilmu tinggi ingin bepergian ke kota lain di seberang lautan. Maka ia menyewa seorang nelayan dengan perahunya untuk membawanya menyeberang. Udara nyaman, dan angin lautpun pun tenang.
Di tengah perjalanan keduanya mulai terlibat dalam sebuah percakapan menarik. Sang ilmuwan bertanya pada nelayan: “Ya Fulan, dapatkah kamu membaca dan berhitung?”
Sang nelayan menjawab: “Tidak.”
Hmm, sang ilmuwan mengangguk dan berguman: “Sayang sekali. Seperempat hidupmu telah hilang”
Angin yang mulai berhembus agak kencang dan ombak yang semakin tinggi tak mengusik mereka. Keduanya tetap asyik dengan tanya jawabnya.
Lalu bertanyalah ia kembali: “Tahukan kamu tentang ilmu perbintangan ?
Sang nelayan menjawab; “Tidak”
“Hmm, sayang sekali. Seperempat hidupmu telah kau sia-siakan?” guman sang ilmuwan lagi.
Lalu dilanjutkanlah pertanyaannya itu “Tahukah kamu, tentang ilmu dagang?”
Sang nelayan menjawab “Tidak”
“Hmm sayang sekali. Seperempat hidupmu telah terbuang”
Cuaca semakin buruk, angin bertambah kencang dan ombak tinggi menggulung-gulung. Perahu bergolak naik-turun dan terguncang-guncang hebat. Tapi keduanya tetap asyik dengan pecakapan mereka. Dan demikianlah, berbagai ilmu ditanyakan kepada nelayan, dan setiap kali nelayan menjawab “tidak” maka sepersekian hidupnya telah hilang.
Ketika cuaca makin tidak menentu dan perahu makin oleng, maka tak lama lagi perahu ini akan tenggelam. Keduanya segera terdiam. Dalam suasana mencekam itu tiba-tiba sang nelayan kepada orang yang berilmu tadi.
“Tahukah Bapak caranya berenang?”
Sang Ilmuwan menjawab “Tidak.”
“Hmm, sayang sekali. Seluruh hidup Bapak akan segera hilang!”
* * *
Hidup kita adalah bagaikan mengarungi samudera di tengah berbagai hantaman ombak, tiupan angin dan teriknya matahari serta derasnya hujan. Jika kita tidak mempunyai ilmu yang bisa menyelamatkan perjalanan kita menuju Illahi, maka akan lenyaplah seluruh makna hidup kita ini
sumber : .: sonokeling :.
0 komentar:
Posting Komentar