Ketika Ibunya tidak setuju dengan gadis pilihan Joni, Nunu sahabatnya berkata, "Berarti kamu mesti nyari gadis yang seperti ibumu"
Beberapa bulan kemudian Joni cerita kepada Nunu kalau dia sudah menemukan gadis yang wajah, cara bicara dan sifatnya mirip sekali dengan ibunya.
"Wah selamat ya!", kata Nunu
"Selamat apanya!", sahut Joni kesal, "Sekarang Bapakku yang tidak setuju".
Kenapa Gajah Kalah Oleh Semut
Ada seekor semut hitam kecil sedang berjalan menaiki tubuh gajah besar sambil mendekati lubang telinganya.
Tak lama kemudian gajah besar itupun pingsan. (kenapa???) Ternyata semut kecil hitam itu berbisik ditelinga si gajah besar,
"Sayang,aku hamil dan kamu bapaknya"
Itulah sejarahnya
Belajar Jurus Kung Fu
Si Joko belajar kungfu. Menurut anggapannya kungfu adalah beladiri paling hebat. Jurus sekuat macan, jurus selincah monyet, dan jurus secerdik naga sudah dikuasainya.
Pulang latihan, Joko berjalan seperti jagoan. Tiba-tiba beberapa pemuda berandalan menghadang. Mereka adalah preman yang sering memaksa minta uang.
Joko pun mengeluarkan JURUS AYAM yang paling dikuasainya, yaitu dengan cara lari terbirit-birit seperti ayam!
Tentara Diputus Pacarnya
Seorang serdadu di medan perang dikirimin surat putus hubungan oleh pacarnya, yang akan menikah dengan duda tua yang kaya bulan depan, selanjutnya minta foto dirinya dikembalikan padanya segera.
Sesudah meminta beberapa lembar foto-foto isteri atau pacar dari teman-teman sekompinya, serdadu itu mengirim SEMUA FOTO-FOTO ITU disertai surat yang berisikan tulisan sebagai berikut:
"Aku LUPA yang mana fotomu, kamu pilihlah sendiri, sisanya yang bukan fotomu tolong dikirimkan balik padaku lagi.
Pertanyaan Senilai 2 Milyar Rupiah
Joko ikut kuis Who Wants To Be A Millionaire, dan menjawab pertanyaan demi pertanyaan dengan baik, sampai akhirnya tiba di pertanyaan terakhir yang nilainya 2 Milyar Rupiah!
Penonton semua menyaksikan dengan tegang, karena kalau Joko berhasil maka dia akan menjadi orang Indonesia pertama yang memenangkan kuis ini. Di bawah sorotan lampu, tatap mata penonton dan jutaan permirsa di seluruh Indonesia, Joko yang tetap terlihat tenang, siap untuk pertanyaan terakhirnya.
Dian Sastrowardoyo sebagai MC juga sudah bersiap-siap. Lalau dia mempersilahkan Joko memilih topik apa yang akan dijadikan pertanyaan terakhir. Joko yang gemar sejarah dan juga dosen mata kuliah yang sama dengan cepat memilih topik sejarah.
"Pak Joko, Anda telah memilih bidang sejarah sebagai pertanyaan terakhir Anda. Kalau anda berhasil menjawabnya, maka Anda akan pulang dengan 2 milyar rupiah. Sudah siap?"
Joko mengangguk dengan yakin. Pertanyaan-pertanyaan sebelumnya yang bukan mengenai sejarah saja bisa dijawabnya, apalagi yang ini.
"Nah...pak Joko. Pertanyaan ini adalah pertanyaan berbentuk 2 bagian. Anda bisa menjawab bagian yang mana saja lebih dahulu. Sebagai aturannya, pertanyaan bagian kedua selalu lebih gampang daripada bagian pertama. Sekarang, bagian mana dulu yang Anda akan jawab?"
Joko sekarang jadi sedikit gugup. Sejarah adalah bidangnya, tapi bagaimanapun tetap lebih aman menjawab pertanyaan yang lebih gampang dulu.
"Saya akan jawab bagian kedua dulu, yang lebih gampang"
Dian Sastro mengangguk. "Inilah dia, pertanyaannya. Saya akan menanyakan bagian keduanya dulu, baru bagian pertamanya".
Penonton menunggu dengan diam dan perasaan tegang...
"Pertanyaannya: Dan pada tahun berapakah peristiwa itu terjadi?"
Keajaiban Do'a
Seorang pendaki gunung berjalan setapak, mendadak ia terpeleset dan jatuh ke jurang. untung ia berhasil menangkap ranting pohon. terkatung di kegelapan ia berseru,
"Tuhan, selama ini aku jarang berdoa padamu, tapi aku janji kalau Kamu menolongku, aku akan rajin menyembahmu"
Mendadak terdengar suara menggelegar "Kalau kamu percaya kepada Ku, lepaskan tanganmu dari ranting itu!"
Si pendaki gunung diam saja, tidak mau menuruti suara itu, maka iapun terkatung-katung semalaman disana. Keesokan paginya, ketika menoleh ke bawah , ternyata jaraknya dengan dasar jurang tinggal 30 sentimeter saja.
Akibat Terlalu Banyak Belajar Sejarah
Hasan dan Yanto adalah 2 sahabat sedari kecil, hingga keduanya telah menikah pun mereka tetap melanjutkan persahabatan dan bahkan tinggal bertetangga.
Hasan setiap malam mengikuti acara bahas sejarah internasional. Sedang Yanto hanya nongkrong di warung kopi depan rumah Hasan. Ketika pulang dari acara bahas sejarah, Hasan selalu dengan bangga menerangkan wawasan baru yang didapatnya kepada Yanto.
"To, kamu tahu nggak siapa itu Napoleon?", tanya Hasan.
"Enggak.", jawab Yanto singkat.
"Wah sayang sekali, kamu nggak pernah ngikuti acara bahas sejarah hingga kamu nggak tahu siapa itu Napoleon!", kata Hasan yang kemudian menjelaskannya dengan bangga.
Esoknya Hasan kembali bertanya pada Yanto, "Kamu tahu nggak siapa itu Jenghis Khan?".
Dan Yanto kembali menjawab "Enggak" dengan nada kesal, karena dia memang tidak suka sejarah.
Esoknya ketika Yanto melihat Hasan pulang dari acara bahas sejarah, dan sebelum Hasan memberi pertanyaan baru lagi, Yanto langsung memberi pertanyaan lebih dahulu, "San, kamu tahu nggak siapa itu Tohir?".
Hasan mengkerut, karna sepengetahuannya enggak ada seorang yang bernama besar seperti itu.
"Siapa Tohir itu To, aku nggak pernah dengar namanya dalam sejarah..!?", ucap Hasan balik bertanya pada Yanto.
"Wah, sayang sekali! Karena kamu setiap malam pergi ke acara bahas sejarah internasional hingga membuat kamu nggak tahu siapa itu Tohir.. Tohir itu lelaki kampung sebelah yang setiap malam datang selingkuh dengan istrimu sewaktu kamu sedang belajar sejarah!!!", jelas Yanto ketus.
Cerita Seram Naik Bis TIngkat
Malam ini udara dingin sekali. Dua hari lagi hari raya Imlek akan tiba. Vivin yang sedang berdiri di halte, mengusap-usap telapak tangannya untuk mengusir dingin.
Sayup-sayup terdengar suara burung hantu di kejauhan. Vivin mengutuk bossnya dalam hati, karena memaksanya berangkat pada jam yang sangat tidak menyenangkan ini.
Vivin ditugaskan untuk mengantarkan sebuah paket ke sebuah gudang tua di ujung kota. Perjalanan ke sana memerlukan waktu sekitar setengah jam, dan satu-satunya jenis angkutan umum yang tersedia adalah bis bertingkat yang sudah tua dan jalannya lambat.
Setelah menunggu lama, akhirnya bis itu muncul. Vivin pun naik. Hanya Ada beberapa penumpang saja yang terlihat. Vivin terus melangkah menuju tangga karena dia memutuskan untuk duduk di tingkat atas saja. Tetapi langkahnya dihentikan oleh seorang nenek keriput yang duduk di dekat tangga.
Nenek itu berkata,"Jangan naik ke atas, nak. Di atas berbahaya." Vivin terkejut. Dia pernah mendengar kisah-kisah menyeramkan tentang bis bertingkat seperti yang pernah diceritakan teman-temannya. Karena Merasa ngeri, Vivin pun mengurungkan niatnya untuk naik ke atas. Setelah memilih sebuah bangku yang agak jauh, Vivin duduk sambil membayangkan hal-hal yang mengerikan yang mungkin terjadi.
Perjalanan 30 menit yang menegangkan itu pun akhirnya dapat dilalui. Vivin telah sampai di tempat tujuannya, ketika bis bertingkat itu berhenti di sebuah halte. Vivin turun sambil menarik nafas lega, sementara bis itu kembali melanjutkan perjalanannya.
Keesokan malamnya, satu malam sebelum malam Imlek, Vivin kembali Ditugaskan bossnya untuk mengantarkan sebuah paket lagi ke gudang yang sama. Vivin pun kembali berangkat menuju halte. Bis yang sama dengan bis yang kemarin muncul lagi. Vivin naik.
Penumpang bis yang terlihat hanya beberapa orang saja. Vivin lalu berjalan menuju tangga. Tetapi di sana Vivin kembali dihentikan oleh seorang nenek keriput yang duduk di dekat tangga. Nenek yang sama dengan yang kemarin.
Nenek itu berkata,"Jangan naik ke atas, nak. Di atas berbahaya." Vivin teringat dengan pengalamannya kemarin. Ia merasa takut dan memilih untuk duduk di sebuah bangku yang agak jauh dari tangga. Setelah 30 menit, bis bertingkat itu akhirnya berhenti di halte tempat tujuan Vivin. Vivin turun dengan perasaan lega. Dan bis itu pun melanjutkan perjalanan kembali.
Keesokan harinya, tepat pada malam Imlek, Vivin kembali diberi tugas Oleh bossnya untuk mengantarkan sebuah paket lagi ke gudang yang sama Dengan sebelumnya. Vivin menunggu bis di halte sambil melihat kesekelilingnya.
Suasana kota terlihat meriah. Lampion dan hiasan berwarna warni Menghiasi sudut-sudut jalan. Ketika bis bertingkat yang ditunggunya datang, Vivin naik. Bis itu adalah bis yang sama dengan yang kemarin.
Vivin melihat ke arah bangku di dekat tangga, dan benar saja, nenek yang sama dengan yang kemarin terlihat duduk di situ.
Vivin lalu mendekati nenek keriput itu.
Sebelum nenek itu berkata apa-apa, Vivin mendahuluinya, "Nek, apapun Yang akan Nenek katakan, saya tetap akan naik dan duduk di atas. Malam ini adalah malam Imlek dan suasana kota begitu meriahnya, saya tidak takut akan sesuatupun!"
Tanpa menunggu jawaban apa-apa dari nenek tua itu, Vivin lalu naik ke atas. Tidak ada penumpang satu orang pun di atas. Vivin memilih untuk duduk di dekat jendela, dan menunggu dengan perasaan tegang.
Tetapi hingga 30 menit berlalu, tidak terjadi apa-apa. Akhirnya Vivin sampai di tempat tujuan, dan bis itu berhenti di sebuah halte. Vivin turun dari tingkat atas dan mencari si nenek keriput didekat tangga.
Setelah bertemu, lalu Vivin bertanya, "Nek, kenapa sih, Nenek melarang penumpang untuk naik ke atas? Saya sudah mencoba sendiri, ternyata di atas tidak ada apa-apa yang membahayakan. Sebenarnya ada apa sih, nek?"
Sambil menunjukkan jarinya ke atas, nenek keriput itu menjawab, "Di atas berbahaya, nak. Tidak ada supirnya."
Desain Rumah Anti Banjir
Seorang Insinyur dati ITS mendesain sebuah rumah yang diklaim sebagai rumah anti banjir. Gubernur DKI Jakarta yang sudah bosan dengan banjir kiriman dari Bogor segera memanggil Insinyur tersebut untuk mem-presentasikan desainnya tersebut.
Ternyata rumah anti banjir tersebut didisain dengan konstruksi apung. Sehingga menurutnya setinggi apapun banjir penghuni dan isi rumah tetap selamat, karena rumah akan mengikuti ketinggian permukaan air.
Pak Gubernur segera berkoordinasi dengan Wilayah Propinsi Jabar dan Banten dan menginstruksikan agar dibuatkan Perda tentang ketentuan mengenai rumah anti banjir. Akhirnya seluruh rumah di bantaran sungai dibangun dengan disain anti banjir.
Suatu ketika datang musibah banjir besar. Pemukiman yang berada di bantaran sungai berhasil selamat. Tidak ada korban jiwa dilaporkan. Tetapi akhirnya gubernur kebingungan soalnya seluruh rumah warga Bogor, Depok, dan Banten terbawa hanyut ke Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar